Hilmy Muhammad Dorong Dana Keistimewaan (Danais) untuk Kesejahteraan Masyarakat



YOGYAKARTA - Dr. H. Hilmy Muhammad, M.A. anggota DPD RI Yogyakarta hadir dalam kunjungan kerja (kunker) bersama anggota-anggota DPD RI DIY di Kepatihan pada Selasa (17/12/2019). Dalam kesempatan tersebut, Hilmy Muhammad menyoroti tentang pembangunan kebudayaan di D.I. Yogyakarta.

Menurutnya, pendistribusian dana keistimewaan yang terkait dengan kebudayaan mestinya disampaikan juga kepada para penjaga tradisi dan kearifan budaya lokal. Mereka adalah para tokoh adat, tokoh budaya, tokoh agama, guru ngaji, utamanya informal leader serta penggiat budaya dan penghageng Kraton.

“Mereka ini yang harusnya diperhatikan karena mereka inilah yang menjaga sumbu budaya dan keistimewaan Yogyakarta. Dan di situlah sebenarnya makna dana keistimewaan yang antara lain tujuannya adalah kesejahteraan masyarakat,” kata pengasuh PP Krapyak itu.

Hilmy mengungkapkan hal tersebut karena pembangunan kebudayaan di DIY masih cenderung pada hal-hal fisik dan penafsirannya lebih pada ekpresi budaya. Sementara untuk hal-hal yang bersifat nilai dan filosofi masih belum tergarap dengan baik.

“Makna keistimewaan DIY yang lebih luas adalah pembinaan karakter dan identitas warga Jogja. Warga yang dimaksud adalah mereka yang berada di Jogja, baik penduduk Jogja maupun para pendatang. Bahkan, kearifan lokal ini perlu juga dimasukkan dalam kurikulum sekolah, baik di tingkat menengah maupun perguruan tinggi" ujarnya.

Hilmy menerangkan, ini agar masyarakat tahu budaya Yogyakarta secara ilmiah akademik, tidak sekedar berdasar obrolan di jalan-jalan dan warung-warung angkringan. Menurutnya, masyarakat harus diberi tahu keistimewaan Jogja melalui sejarah, filosofi, bahasa, adat dan budaya, yang dengan itu mereka memberikan penghargaan dan penghormatan kepada Yogyakarta.

Foto: Istimewa

Comments