Nuzulul Qur'an 2018 di Masjid Taqwa Wonokromo




BANTUL - Takmir Masjid Taqwa Wonokromo mengadakan acara Peringatan Nuzulul Qur'an pada Sabtu (2/6/2018) sore. Acara dibarengi dengan buka bersama di Masjid Pathok Negara tersebut.

Ketua Takmir Masjid Taqwa Wonokromo, KH. Sudarman Masduki mengatakan, tahun-tahun sebelumnya, acara Nuzulul Qur'an didakan pada malam hari tanggal 17 Ramadan.

"Sekitar dua tahun ini acara Nuzulul Qur'an diadakan sore hari bersamaan dengan buka buka puasa. Ini karena kami anggap lebih efektif karena sore hari lebih ramai," ujar Sudarman saat sambutannya di Masjid Taqwa Wonokromo, Sabtu (2/6).

Acara tersebut diawali dengan sima'an Al-Qur'an sekitar jam empat sore, kemudian sambutan dari Ketua Takmir sekitar jam setengah lima sore, dilanjutkan dengan pengajian atau ceramah oleh Dr. Abdul Munif, dan diteruskan buka bersama dan sholat maghrib berjamaah.

Terkait isi ceramah, Abdul Munif menjelaskan terkait tahapan belajar dalam Islam. Dia menerangkan, Khalifah Utsman bin Affan mengatakan sebaik-baik di antara kalian adalah yang mau mengaji dan belajar Al-Qur'an kemudian mengajarkannya kepada orang lain.

"Tahap awal adalah belajar membaca Al-Qur'an serta ilmu pirantinya. Kemudian belajar memahami isi kandungan Al-Qur'an dan ilmu yang terkait," ujar Abdul Munif.

Dia menerangkan, minimal baca terjemahan Al-Qur'an, kemudian baca tafsirnya. Menurutnya, tafsir Al-Qur'an itu banyak jenis dan macamnya, di antaranya Tafsir Tahlili yakni tafsir yang diurutkan dari surat atau juz awal Al-Qur'an hingga akhir. Kemudian Tafsir Maudhui atau tafsir yang berdasarkan tema.

Menurut Abdul Munif, tafsir tematik termasuk rawan disalahkangunakan. Dia menerangkan, ada beberapa buku tafsir untuk para jihadis yang isinya ayat-ayat Al-Qur'an yang dipakai pedoman oleh para jihadis menurut mereka, kalau menurut pemerintah mereka adalah teroris.
"Menurut buku itu terorisme bagian dari Islam. Yang dianggap musuh boleh dibinasakan. Kalau mengaji tidak  punya guru dan hanya mengjinya lewat YouTube, WhatsApp, dan telegram akan berbahaya," tegas Abdul Munif. 

Abdul Munif menjelaskan, orang yang menganggap  dirinya jihadis itu mempunyai musuh di antaranya orang kafir, musyrik, bughot, toghut/selain Allah atau selain menyembah kepada Allah. Menurutnya, bila ada orang, tentang ga, atau anak kita menutup diri dan sering menyalahkan orang lain dengan tidak berfikir sewajarnya, maka harus diwaspadai.

Dia melanjutkan, tahapan belajar selanjutnya adalah mengamalkan Al-Qur'an. Diawali dengan mengamalkan untuk diri sendiri.

"Mengamalkan Al-Qur'an dengan menggunakan akal pikiran kita. Al-Qur'an pasti tidak bertentangan dengan akal sehat," ujar Abdul Munif. (AKF)

Foto: Arif Kusuma Fadholy

Comments