Pandangan KH. Syarif Rahmat tentang Nyadran dan Lomba MHQ di Wonokromo



BANTUL - KH. Syarif Rahmat mengisi Pengajian Akbar dalam "Majelis Birrul Walidain: Semaan Alquran dan Nyadran" yang diselenggarakan di Masjid Pathok Negara Taqwa Wonokromo pada Ahad (22/4/2018) malam.

Terkait Nyadran, KH. Syarif mengatakan, tradisi yang dilakukan setiap tahun di bulan Sya'ban atau Ruwah itu ada dasarnya filosofinya. 

"Nyadran itu kan biasanya diadakan di bulan Ruwah. Ruwah sendiri kan diambil dari kata Arwah," kata KH. Syarif setelah Pengajian Akbar di halaman Masjid Taqwa Wonokromo. 

Dia menerangkan, sebenarnya dasar penyebutan bulan Ruwah atau Arwah ada dalam hadis riwayat Muslim, Rasululloh SAW pernah datang ke kuburan pada malam nisfu Sya'ban. Kemudian beliau mendoakan arwah-arwah di kuburan tersebut. 

"Itu terjadi di bulan Sya'ban atau Ruwah. Kemudian ditangkap oleh orang Jawa untuk menyebut bulan Sya'ban menjadi Ruwah," terang KH. Syarif. 

Kemudian, lanjut KH. Syarif, orang Jawa menjadikan bulan Ruwah sebagai waktu untuk mengunjungi makam saudara-saudaranya dan mendoakan arwah para leluhurnya. Ada dengan cara mengadakan tahlilan, baca doa, dan sebagainya. 

Sementara itu, terkait lomba Musabaqoh Hifdzil Qur'an (MHQ) yang juga menjadi rangkaian acara Nyadran, KH. Syarif Rahmat berencana ke depan ingin memberi hadiah umroh kepada juara penghafal 30 juz. Hal itu dikarenakan, orang yang juga keturunan warga Wonokromo ini ingin menjadikan desa leluhurnya menjadi desa hufadz.

"Saya pingin (hadiah umroh) mudah-mudahan terlaksana, karena obsesi saya adalah kampung hufadz. Kalau perlu kita pasang tulisan Desa Hufadz," ujarnya. 

KH. Syarif bercita-cita paling tidak satu rumah di Desa Wonokromo terdapat minimal satu orang hafidz. Dia menerangkan, Wonokromo dari dahulu dikenal sebagai kampung hufadz dan kiainya pun banyak.

Menurutnya, kalau itu tidak dimasyhurkan, itu akan punah. Dia mencontohkan seperti punahnya salak Condet, padahal di daerah Condet dahulu banyak salak, namun saat ini sudah mulai punah. 

"Kalau keinginan hadiah umroh, itu kan perangsang. Saya rasa harus diberikan rangsangan lebih agar lebih bersemangat lagi. InsyaAllah terwujudlah itu. Ini bukan janji, tapi obsesi, insyaAllah. Tapi saya kira gak ada yang sulit," kata KH. Syarif. (Arif K Fadholy)


Comments