JAKARTA – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dinilai berhasil dalam pertarungan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden tahun ini. Partai kaum nahdliyin itu pun berikhtiar bisa menyalip Partai Golkar pada Pemilu 2019.
“PKB punya target realistis menghadapi Pemilu 2019. Hanya ada satu target kami, mengalahkan Golkar,” kata Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar dalam diskusi publik bertema “PKB di Mata Pakar Politik” di Kantor DPP PKB, Jakarta, selasa (26/8).
Dia mengatakan, PKB lahir dari Nahdlatul Ulama (NU) sehingga akarnya menghujam ke dalam tanah dan rantingnya menjulang ke langit. Menurut dia, NU merupakan pondasi nilai dan cara pandang hidup. NU pun sekaligus juga sebagai konstituen.
CEO PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah berpendapat, kemenanan PKB harus disyukuri dan tidak lupa untuk selalu waspada. Sukses tahun ini belum maksimal karena pemilih NU tidak semua ke PKB. “PKB saat ini belum menjadi partai warga NU secara keseluruhan. Banyak tokoh NU tidak punya tempat di PKB sehingga memilih partai lain. Dengan berbasis rahmatan lil alamin, semestinya PKB bisa lebih besar dibandingkan dengan pemilih NU,” tutur dia.
Menurut Eep, persentase perolehan suara PKB masih di bawah Pemilu 1999. Menurut dia, tantangan terberat PKB menghindari murka Allah dengan cara menghindari kebohongan-kebohongan. “Harus ada pemetaan-pemetaan politik yang sangat mikro sampai ke kelurahan atau desa. Dalam muktamar besok, pembahasan monitoring politik per desa dan kecamatan harus ada,” katanya.
Eep mengatakan, PKB bisa merebut suara lebih besar pada Pemilu 2019 jika mendata orang-orang NU dan mampu mengubah peta. “PKB tidak usah dimanjakan kesuksesaan tahun ini. Harus bekerja lebih keras lagi. PKB punya masa depan, tapi harus mengubah cara pandang atau gaya berpolitik,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari menilai, peningkatan suara Pemilu 2009 4,9 persen menjadi 9 persen pada tahun ini menandai kemenangan PKB. “Bisa jadi, Jokowi-JK kalah jika PKB tidak bergabung. Tahun ini, pemilih di Jawa Timur menjadi salah satu kunci kemenangan itu,” katanya.
Kemenangan PKB yang diraih tahun ini, kata Qodari, sekaligus menandai Cak Imin yang mampu mengalahkan mitos dalam pertarungan politik. “Kalau sudah jadi mitos, biasanya bebannya semakin berat,” ujar dia seraya mengatakan, kini elite dan kader PKB terlihat bersuka cita dan tidak tegang jelang muktamar karena kemenangan beruntun itu.
Menurut Qodari, PKB berpotensi menang dalam Pemilu 2019 mengingat warga NU sekitar sepertiga pemilih di Tanah Air. “Kalau dimaksimalkan bisa meraih 30 persen suara. Yang penting ngurus orang NU saja, PKB bisa berhasil. Kuncinya, antara akar dan cabang harus sinkron,” katanya. | ARIF KUSUMA
Comments
Post a Comment