PUISI: TAK INGIN TERHANYUT REALITA

Menyendiri dibawah kaki pohon
Dengan diri berbayang pilu dan bercak noda diri

Datang serangan angin lembut
Menyapaku dengan hangat
Sehabis menari indah di Sabana

Disusul se-geng ayam liar bernafsu
Mematuk, bernyanyi dan mengukir hari-hari
: Seniman klasik penggerombol

Terdengar jauh suara bising meriang
Sebuah ular besi melaju cepat tak terkendali
Meninggalkan jejak-jejak penderitaan yang masih hangat

Burung raksasa melangkahiku
Dengan cantik acuh tak acuh
: Peliharan kesayangan raja-raja

Dari arah timur, seekor semut merabaku
Berjalan bak tentara
Yang tak lelah bersilaturrahmi dengan seluruh jagad

Orang-orang melirik tajam menghunus ke arahku
Dengan tatapan aneh
Berjuta tanya-jawab tak terselesaikan

Ku tak ingin terhanyut dengan semua realita itu
Ku hanya ingin mendekat dengan-Mu. (Yogyakarta, 2009)

Comments