Taman Glugut, Wisata Keluarga di Pertemuan Sungai Opak dan Belik




BANTUL - Saat ini di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), khususnya Kabupaten Bantul banyak muncul destinasi pariwisata. Destinasi terbaru di Bumi Projotamansari salah satunya adalah Taman Glugut atau Taman Bendungan Indah.

Taman Glugut terletak di dusun Wonokromo 1, Wonokromo, Pleret, Bantul. Lokasinya tepat di pertemuan antara sungai Opak dengan sungai Belik. 

Di taman yang pinggirnya banyak ditumbuhi pohon bambu itu terdapat permainan anak-anak berupa ayun-ayunan, penyeberangan kapal drum menuju Dusun Karangwuni, tempat untuk foto dan selfie, gazebo, pohon khusus untuk orang yang ingan lompat dan mandi di Sungai Opak, terdapat Bamboo Cafe yang menjual aneka minuman dan jajanan, serta beberapa tanaman yang disusun rapi sehingga menampakkan suasana taman. 

Dari namanya, glugut berasal dari bahasa Jawa yang bermakna serbuk yang biasa menempel di pohon bambu, bila mengenai kulit, serbuk itu membuat gatal-gatal.

Taman yang rimbun dan sejuk tersebut pertama kali dibuka sekitar sebulan yang lalu. Tepat pada tanggal 1 Januari 2018, secara resmi taman pinggir sungai yang juga berbatasan dengan dusun Karangwuni dan Karanganom itu resmi dibuka untuk umum.



Seorang Warga Dusun Wonokromo 1, Dul (42) menerangkan, taman Glugut awalnya hanya dikelola oleh warga RT 2 Wonokromo 1, namun seiring berjalannya waktu, taman tersebut bekerjasama dengan warga dusun lain yakni dusun Karangwuni yang berada di seberang Sungai Opak dan warga Karanganom yang berada di seberang sungai Belik. 

"Yang punya ide pertama buat taman ini beberapa tokoh RT 02 Wonokromo 1 dan disetujui oleh pemilik tanah. Kemudian dibantu beberapa warga Karanganom dan warga Karangwuni," ujar Dul yang sedang bermain dengan anak laki-lakinya di Taman Glugut, Senin (1/1) Sore.

Dul menerangkan, beberapa warga Karanganom membantu membuat gazebo dan gubuk di taman tersebut. Sedangkan warga Karangwuni membantu menyeberangkan orang, sepeda, dan motor menggunakan perahu khusus dari drum untuk melintasi Sungai Opak dari Wonokromo 1 menuju Karangwuni dan sebaliknya. 

Meskipun perahu drum tersebut dikelola oleh warga Karangwuni, perahu itu dimiliki oleh warga Wonokromo 1. Perahu drum tersebut dikendalikan oleh petugasnya dengan cara menarik tali khusus yang dibentangkan antara dusun Wonokromo 1 dan Karangwuni.

"Untuk tarif menyeberangi sungai, sampai saat ini masih sukarela. Tarif parkir di sini pun juga sukarela," jelas Dul. 

Dul menjelaskan, banyak orang yang menggunakan penyeberangan itu karena jembatan yang menghubungkan antara dusun Karangwuni dengan dusun Karet putus karena terkena banjir bandang sekitar sebulan lalu. Sampai saat ini jembatan tersebut belum bisa dipergunakan kembali, sehingga transportasi alternatif yang paling dekat menggunakan perahu drum melewati dusun Wonokromo 1. 

Rencananya, kata Dul, perahu drum tersebut akan ditambah satu lagi. Dia menerangkan, saat ini perahu itu dalam proses pembuatan. (Arif K. Fadholy)




Foto-foto: Devi Rosita. S & Arif K. Fadholy


Comments